Maka metode yang paling praktis yang digali dari ilmu wahidiyah untuk membangkitkan kekuatan yang tak terbatas yaitu :
1. Harus Istighrog/ Nol/ Lebur / Menyatu
Az Zumar 30 : "Sesungguhnya kamu adalah mati dan sesungguhnya mereka adalah mati (pula)."
Al Anbiyaa' 22 : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Selaginya kita belum bisa meniadakan diri, kita tidak pernah menemukan yang Maha Ada,mustahil ada dua yang wujud dan mustahil ada dua yang MAHA, karena jelas di dalam Al Kahfi 110 dijelaskan:
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
maka barang siapa yang lebur kedalamnya maka Alloh berfirman :
"….maka itu kejahatan mereka diganti Alloh dengan kebajikan. Dan adalah Alloh maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Furqaan 70)
Dalam melaksanakan mujahadah harus santai, rileks dan semua kepentingan dunia yang menancap dipikiran diturunkan ke hati dan jiwa sehingga tidak pernah merasakan apa-apa, sehingga benar-benar bisa mengetrapkan Kalimat Tauhid "Laa haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil azhhim".
Kalau begitu posisi akal dan pikiran bagaimana ?
Akal dan pikiran menyadari, semua gerak gerik adalah pemberian Alloh, begitupula hati harus menyadari dan merasakan bahwa kita tidak memiliki apa-apa, itulah yang disebut "NOL" karena merasa semua tidak ada apa-apa. Maka tiada kekuatan yang sangat dasyat bagi seorang hamba kecuali ketika merasa "NOL" sehingga yang ada hanyalah Alloh, Tuhan yang Maha Pencipta.
Maka apa bisa akan terjadi qolbun wahid (satu hati) apabila masih merasa paling baik dan benar sendiri dengan yang lain ? maka mutlak Nol / Istighrog / tidak ada apa-apa harus benar diterapkan dan menancap didalam hati.
2. Harus Ada Getaran
Ciptakan getaran didalam jiwa ketika membaca kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" dengan lemas,santai, pasrah, nol, merasa mati,tunduk dihadapan Alloh lalu ucapkan perlahan berulang-ulang secara lirih sambil menjerit kuat sekeras-kerasnya ditekan didalam hati sampai timbul suatu getaran didalam jiwa layaknya seperti orang bisu tapi tiada daya untuk berteriak.
Saat itulah posisi jiwa kita telah menangkap sinyal gelombang radiasi yang maha dasyat yang mengadung kekuatan absolute, mutlak kekuatan Nur Muhammad yang masuk kedalam jiwa kita.
Kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" inilah sebagai receiver penghubung sinyal kekuatan yang Maha Dasyat dari Alloh, sebab kekuatan Alloh yang turun di bumi ini adalah melalui Rosululloh dengan dasar Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil 'aalamiin"; "Dan tidaklah Aku mengutusmu (wahai Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam"(QS.Al-Anbiya':107).
Gambar : Skema Kronologis Kedasyatan Kalimat "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh"
Maka orang-orang yang benar-benar dekat kecintaanya sehingga benar-benar dihadapan Rosululloh pasti umat itu akan memanggil-manggil dengan sebutan yang sangat mulia. Karena jelas sekali atas dasar Rosululloh adalah utusan pembawa rahmat bagi seluruh alam itulah beliau berhak memperoleh penghormatan melebihi manusia lain. Karena itu, Al-Quran berpesan kepada orang-orang Mukmin:
Jangan meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi (saat berdialog), dan jangan pula mengeraskan suaramu (di hadapannya saat beliau diam) sebagaimana (kerasnya) suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain... (QS Al-Hujurat [49]: 2).
Janganlah kamu jadikan panggilan (nama) Rasul di antara kamu, seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain) (QS An-Nur [24]: 63).
Petunjuk ini berlaku kepada setiap saja orang yang harus dihormati. Dan Alloh melarang kita memanggil Nabi Muhammad hanya dengan menyebut Ya Muhammad atau Ya Abal-Qasim dan panggilan lain yang tidak mengandung nilai ta'zhim.
Di surat Ali 'Imran 31 inilah yang menjadi landasan
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dalam arti bebasnya :
Maka apabila kamu ingin di cintai oleh Alloh, apabila hatimu ingin dihampiri dengan-Nya, dan apabila ingin Alloh selalu bersamamu dimanapun kamu berada, maka kamu harus benar-benar mengikuti Aku (Rosululloh), hatimu harus mengikuti aku, hatimu harus berhimpit dengan hatiku, dan kamu harus kembali kepada Nurku.
Maka apalah salah jikalau ada seseorang yang fakir, lemah berselimut dengan kehinaan menyanjung kekasih Alloh seruan alam tersebut dengan sebutan kalimat yang sangat mulia. Yaitu dengan memanggil sebutan "Duhai Pemimpin Kami Duhai Utusan Alloh" atau "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.."?.
Lalu bagaimana bahasa Al Quran itu diterjemahkan sehingga untuk mengikuti rohani kita berhimpit sehingga meleburnya rohani kita kepada rohani Rosul ? maka kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" inilah menjadi salah satu metode dan terapi yang paling ampun dan paling dasyat di akhir zaman ini sebagai jalan yang paling mudah untuk masuk dalam wilayah Nurnya. Karena di dalam al quran sendiri itu ada yang langsung bahasa dari tuhan dan ada bahasa sengaja memang Alloh membuat kita untuk bertafakkur.
Gambar : Skema dua ujung tali "Al Quran"
Saaat rohani melebur itulah otomatis Alloh mencintai hambanya dan segala banyak dosa akan diampuni. Tidak usah menunggu lama-lama dan tanpa minta ampunan sekalipun ketika menyatu otomatis dosa yang menggunung itu hancur tiada berbekas.
Ini adalah rahasia besar wahidiyah membongkar bagaimana proses terjadinya suatu ilmu pengetahuan dijagat alam serta mukjizat yang notabene ini adalah suatu teka-teki kehidupan, siapa yang menyangka dibalik itu semua tersimpan rapi oleh balutan kekuatan yang Maha Dasyat oleh kehendakNya. Atau boleh disebut boleh disebut kekuatan "Kun Fayakun". Karena Kekuatan agung "Kun Fayakun" itulah sebenarnya bersumber dari "NOL" dimana kita dapat mengambil pelajaran mukjizat Nabi Musa bahwa pada saat itu Nabi Musa melemparkan tongkatnya menjadi ular, mustahil Nabi Musa sendiri membuat ular kecuali Alloh sendiri. Maka Nabi Musa mutlak harus menghilangkan dirinya sendiri, melenyapkan jasadnya,melenyapkan perasaannya, melenyapkan keinginannya, bahkan melenyapkan imannya sendiri karena pada saat itu sudah tidak mengandalkan iman karena iman itu sendiri belum menyatu masih ada iman dan tuhan, maka tidak akan tercapi yang agung itu sendiri, dan yang ada pada saat itu Nabi Musa diperkenankan untuk melenyapkan dirinya sehingga yang ada hanya Alloh bertajali (menyatu) didalam dirinya.
Maka betapa dasyatnya kekuatan tersebut apabila ada seseorang yang membongkar kekuatan itu. Indah dan damai dunia tidak ada rasa dendam dan permusuhan. Semoga Alloh memberi kekuatan dan nikmat yang agung bagi hambanya. Amin.
1. Harus Istighrog/ Nol/ Lebur / Menyatu
Az Zumar 30 : "Sesungguhnya kamu adalah mati dan sesungguhnya mereka adalah mati (pula)."
Al Anbiyaa' 22 : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Alloh, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Selaginya kita belum bisa meniadakan diri, kita tidak pernah menemukan yang Maha Ada,mustahil ada dua yang wujud dan mustahil ada dua yang MAHA, karena jelas di dalam Al Kahfi 110 dijelaskan:
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
maka barang siapa yang lebur kedalamnya maka Alloh berfirman :
"….maka itu kejahatan mereka diganti Alloh dengan kebajikan. Dan adalah Alloh maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Furqaan 70)
Dalam melaksanakan mujahadah harus santai, rileks dan semua kepentingan dunia yang menancap dipikiran diturunkan ke hati dan jiwa sehingga tidak pernah merasakan apa-apa, sehingga benar-benar bisa mengetrapkan Kalimat Tauhid "Laa haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil azhhim".
Kalau begitu posisi akal dan pikiran bagaimana ?
Akal dan pikiran menyadari, semua gerak gerik adalah pemberian Alloh, begitupula hati harus menyadari dan merasakan bahwa kita tidak memiliki apa-apa, itulah yang disebut "NOL" karena merasa semua tidak ada apa-apa. Maka tiada kekuatan yang sangat dasyat bagi seorang hamba kecuali ketika merasa "NOL" sehingga yang ada hanyalah Alloh, Tuhan yang Maha Pencipta.
Maka apa bisa akan terjadi qolbun wahid (satu hati) apabila masih merasa paling baik dan benar sendiri dengan yang lain ? maka mutlak Nol / Istighrog / tidak ada apa-apa harus benar diterapkan dan menancap didalam hati.
2. Harus Ada Getaran
Ciptakan getaran didalam jiwa ketika membaca kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" dengan lemas,santai, pasrah, nol, merasa mati,tunduk dihadapan Alloh lalu ucapkan perlahan berulang-ulang secara lirih sambil menjerit kuat sekeras-kerasnya ditekan didalam hati sampai timbul suatu getaran didalam jiwa layaknya seperti orang bisu tapi tiada daya untuk berteriak.
Saat itulah posisi jiwa kita telah menangkap sinyal gelombang radiasi yang maha dasyat yang mengadung kekuatan absolute, mutlak kekuatan Nur Muhammad yang masuk kedalam jiwa kita.
Kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" inilah sebagai receiver penghubung sinyal kekuatan yang Maha Dasyat dari Alloh, sebab kekuatan Alloh yang turun di bumi ini adalah melalui Rosululloh dengan dasar Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil 'aalamiin"; "Dan tidaklah Aku mengutusmu (wahai Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam"(QS.Al-Anbiya':107).
Gambar : Skema Kronologis Kedasyatan Kalimat "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh"
Maka orang-orang yang benar-benar dekat kecintaanya sehingga benar-benar dihadapan Rosululloh pasti umat itu akan memanggil-manggil dengan sebutan yang sangat mulia. Karena jelas sekali atas dasar Rosululloh adalah utusan pembawa rahmat bagi seluruh alam itulah beliau berhak memperoleh penghormatan melebihi manusia lain. Karena itu, Al-Quran berpesan kepada orang-orang Mukmin:
Jangan meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi (saat berdialog), dan jangan pula mengeraskan suaramu (di hadapannya saat beliau diam) sebagaimana (kerasnya) suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain... (QS Al-Hujurat [49]: 2).
Janganlah kamu jadikan panggilan (nama) Rasul di antara kamu, seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain) (QS An-Nur [24]: 63).
Petunjuk ini berlaku kepada setiap saja orang yang harus dihormati. Dan Alloh melarang kita memanggil Nabi Muhammad hanya dengan menyebut Ya Muhammad atau Ya Abal-Qasim dan panggilan lain yang tidak mengandung nilai ta'zhim.
Di surat Ali 'Imran 31 inilah yang menjadi landasan
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya Alloh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dalam arti bebasnya :
Maka apabila kamu ingin di cintai oleh Alloh, apabila hatimu ingin dihampiri dengan-Nya, dan apabila ingin Alloh selalu bersamamu dimanapun kamu berada, maka kamu harus benar-benar mengikuti Aku (Rosululloh), hatimu harus mengikuti aku, hatimu harus berhimpit dengan hatiku, dan kamu harus kembali kepada Nurku.
Maka apalah salah jikalau ada seseorang yang fakir, lemah berselimut dengan kehinaan menyanjung kekasih Alloh seruan alam tersebut dengan sebutan kalimat yang sangat mulia. Yaitu dengan memanggil sebutan "Duhai Pemimpin Kami Duhai Utusan Alloh" atau "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh.."?.
Lalu bagaimana bahasa Al Quran itu diterjemahkan sehingga untuk mengikuti rohani kita berhimpit sehingga meleburnya rohani kita kepada rohani Rosul ? maka kalimat "Yaa Sayyidii Yaa Rosulalloh" inilah menjadi salah satu metode dan terapi yang paling ampun dan paling dasyat di akhir zaman ini sebagai jalan yang paling mudah untuk masuk dalam wilayah Nurnya. Karena di dalam al quran sendiri itu ada yang langsung bahasa dari tuhan dan ada bahasa sengaja memang Alloh membuat kita untuk bertafakkur.
Gambar : Skema dua ujung tali "Al Quran"
Saaat rohani melebur itulah otomatis Alloh mencintai hambanya dan segala banyak dosa akan diampuni. Tidak usah menunggu lama-lama dan tanpa minta ampunan sekalipun ketika menyatu otomatis dosa yang menggunung itu hancur tiada berbekas.
Ini adalah rahasia besar wahidiyah membongkar bagaimana proses terjadinya suatu ilmu pengetahuan dijagat alam serta mukjizat yang notabene ini adalah suatu teka-teki kehidupan, siapa yang menyangka dibalik itu semua tersimpan rapi oleh balutan kekuatan yang Maha Dasyat oleh kehendakNya. Atau boleh disebut boleh disebut kekuatan "Kun Fayakun". Karena Kekuatan agung "Kun Fayakun" itulah sebenarnya bersumber dari "NOL" dimana kita dapat mengambil pelajaran mukjizat Nabi Musa bahwa pada saat itu Nabi Musa melemparkan tongkatnya menjadi ular, mustahil Nabi Musa sendiri membuat ular kecuali Alloh sendiri. Maka Nabi Musa mutlak harus menghilangkan dirinya sendiri, melenyapkan jasadnya,melenyapkan perasaannya, melenyapkan keinginannya, bahkan melenyapkan imannya sendiri karena pada saat itu sudah tidak mengandalkan iman karena iman itu sendiri belum menyatu masih ada iman dan tuhan, maka tidak akan tercapi yang agung itu sendiri, dan yang ada pada saat itu Nabi Musa diperkenankan untuk melenyapkan dirinya sehingga yang ada hanya Alloh bertajali (menyatu) didalam dirinya.
Maka betapa dasyatnya kekuatan tersebut apabila ada seseorang yang membongkar kekuatan itu. Indah dan damai dunia tidak ada rasa dendam dan permusuhan. Semoga Alloh memberi kekuatan dan nikmat yang agung bagi hambanya. Amin.
Sumber : http://www.alamhikmah.org/2010/12/menyibak-pintu-rahasia-kekuatan-tak_25.html